Grosir Seragam Sekolah - Di dunia ini
banyak pilihan hidup. Kita bisa memilih akan bangun siang atau pagi. Memilih
makanan dan minuman, pakaian yang mana yang akan dipakai dan pilihan
sehari-hari yang kita anggap pilihan yang kecil. Kenapa kecil? Karena mungkin
resiko yang terlalu kecil dihasilkan dari pilihan-pilihan tersebut. Akan tetapi
jika membiasakan diri pada pilihan yang salah, mungkin pada nantinya aka nada
buah dari kumpulan pilihan salah atau keliru yang dibuat. Salah satu contohnya,
memilih Sekolah Menengah Atas (SMA), memilih Universitas dan memilih jurusan
kuliah.
Pada masa SMA
kita diberikan pilihan, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) mungkin juga masih ada yang berkesempatan memilih jurusan Bahasa.
Pilihan waktu SMA seperti membawa kita pada prediksi masa mendatang atau
cita-cita apa yang mau kita raih. Jika kita ingin sekali menjadi dokter, sudah
otomatis kita harus berusaha untuk masuk di jurusan IPA. Bila bercita-cita
menjadi diplomat atau berkarir di dunia politik dan ekonomi, baiknya
memantabkan diri masuk jurusan IPS. Jika menjadi penerjemah atau ahli bahasa,
mengambil jurusan Bahasa bisa menjadi hal yang tepat.
Pilihan tepat
membawa hasil yang tepat walaupun terkadang tidak selalu seperti itu. Ada masa
kita membuat pilihan keliru dan membawa pada pembelajaran baru dan menjadikan
kita lebih hati-hati dalam memilih di masa mendatang. Pilihan jurusan, pilihan
SMA dan pilihan universitas atau sekolah lanjutan lainnya salah satu dari
banyak pilihan yang cukup berat. Tidak seperti memilih, apakah hari ini kita ke
sekolah akan memakai ikat pinggang atau tidak atau memilih membeli buku novel
atau komik.
Ada pula
terjadi saat sudah memilih, kita menggunakannya dengan tidak maksimal atau
tidak sesuai dengan semestinya. Contoh sehari-harinya, pada masa SMA, kelas
tiga atau bahkan dari kelas dua, kita mulai memakai seragam dengan “gaya” kita
sendiri. Rok mengepas di pinggang, kemeja putih yang terlalu sempit sehingga
harus dibantu peniti, menghias topi SMA dengan coretan di sana-sini. Ada juga
yang memilih ikat pinggang SMA bukan sebagaimana mestinya. Kebanyakan lak-laki
menggunakannya untuk senjata tawuran. Inilah contoh pemakaian yang tidak sesuai
dengan manfaatnya, seperti pilihan kita yang tidak gunakan sebagaimana
mestinya. Tentu yang akan terjadi adalah disfungsi atau akhirnya menjadi suatu
yang sia-sia bahkan membawa korban.
Korban yang
dimaksud bila kita tidak memanfaatkan pilihan kita dengan baik atau
menggunakannya dengan baik, seperti kita memakai ikat pinggang SMA untuk
berpakaian dan bukan untuk tawuran adalah: uang, waktu, tenaga dan jika
dipikirkan mendalam, mungkin ada lagi korban-korban yang lainnya. Korban uang
sudah pasti, jika kita tidak memberikan perhatian sungguh-sungguh saat
berkuliah atau belajar di SMA dan sampai harus mengulang satu tahun karena
nilai tidak cukup, harus membayar satu tahun lagi.
Jadi,
pergunakanlah pilihan dengan baik dan berbuah yang baik sesuai dengan pilihan
tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar